Welcome to the world of Mohamad Ridwan Julianto!

Jumat, 25 Oktober 2013

Otodidak

Assalamu'alaikum. Hello broo broo semuanya, kali ini gue mau ngebahas tentang belajar sesuatu dengan "Otodidak". nah kalian sendiri pasti tau kan apa itu otodidak? kalau kalian ada yang gak tahu atau kurang tahu, gue jelasin deh apa sih definisi atau pengertian dari otodidak itu. 

Jadi otodidak itu merupakan orang yang tanpa bantuan guru bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan dasar empiris yang besar dalam bidang tertentu. Pastinya mereka mendapatkan pengetahuan tersebut dengan belajar sendiri. Nah, katanya sih biasanya seseorang yang disebut sebagai otodidak itu sering terjadi dalam bidang tertentu, contohnya seperti seni, sastra, arsitektur, dan kerajinan tangan. Tapi sebenarnya belajar otodidak itu bukan cuma dalam beberapa bidang itu saja, namun banyak hal lainnya lagi seperi bidang olahraga, bisnis, ya pokoknya lebih banyak dan lebih sering berhubungan dengan bakat yang dimiliki orang tersebut. 

Mungkin banyak orang yang tahu dan mungkin hampir semua orang yang ada di dunia ini bisa atau pernah melakukan sesuatu dengan otodidak, tapi sebenarnya gimana sih caranya atau proses belajar sesuatu dengan sendiri atau otodidak? bagi kalian yang pernah atau sering belajar sesuatu dengan otodidak, pernah gak kalian berpikir gimana proses kalian bisa melakukan hal-hal dengan otodidak? gue kasih tau beberapa hal yang gue tau deh ya.

Waktu itu gue dapet pemikiran ini pas gue lagi mengendarai sebuah sepeda motor yang biasa gue pake setiap hari, emang sih biasanya gue sering dapet hal-hal atau bisa mendapatkan suatu pemikiran kalo gue lagi ngendarain motor bukan kalo lagi bawa motor. Jadi dari yang gue pikir, beberapa proses atau beberapa tahap belajar sesuatu dengan otodidak yaitu:

        1. Melihat
        2. Memahami
        3. Melakukan
        4. Mengembangkan


gue pikir sebenarnya sih itu hanya beberapa bagian inti dari proses tersebut, soalnya gue juga gatau hal-hal lainnya lagi yang masuk kedalama beberapa bagian inti dari proses belajar sesuatu dengan otodidak. untuk lebih jelasnya, gue akan memperjelas tahap tersebut kedalam pengalaman gue sendiri.

Cerita sedikit yaa, dulu gue itu sebenarnya gak suka main gitar. Waktu gue masih SD, gue sering denger kalo orang yang main gitar itu jari-jarinya pasti ada yang suka berdarah karena menahan senar. Denger gitu aja gue jadi males belajar gitar dan paling suka sama Drum. tapi ternyata sekarang malah terbalik, gue jadi suka banget main gitar dibanding main Drum. Kenapa tiba-tiba gue jadi kayak gitu? soalnya waktu gue masih awal SMP, awalnya gue lagi bosen di rumah dan iseng-iseng belajar gitar dengan chord-chord yang ada di buku lagu-lagu dan gitar yang gak jelas bentuknya, maklum dulu itu pemberian bokap untuk abang gue yang dibeli harga sekitar 50ribu lebih. Pas gue belajar chord, gue jadi penasaran dan pengen belajar terus, setiap pulang sekolah gue belajar dan mainin gitar terus. Alhasil sampai sekarang pun gue anggep gitar itu jadi sahabat gue, saat gue lagi enjoy, galau ataupun perasaan yang lainnya ya gue mainin gitar terus. Dan sampai sekarang gue jadi suka bahkan cinta banget sama gitar (lebih cinta Allah, Nabi, keluarga sih ya), ya alhamdulillah tahun 2012 kemaren gue bisa beli gitar Akustik Elektrik yang harganya beda sama dipasaran, emang bisa banget tuh ya partner gue jual gitarnya (promo dikit). *back to the topic*

Dari tahap-tahap tersebut yang ada dalam pengalaman gue, begini:

1. Melihat

      Pertama-tama, kita harus melihat sesuatu yang akan kita pelajari dari orang-orang yang sudah mahir dalam hal tersebut. Contohnya, awal gue belajar gitar ya gue sering ngeliat orang-orang yang sudah jago atau sudah mahir bermain gitar. Tapi sebenarnya itu hanya sepintas melihat, belum masuk dalam proses pemahaman.

2. Memahami

      Setelah kita melihat sesuatu yang akan kita pelajari dari orang-orang yang sudah mahir dalam hal tersebut, saatnya kita mulai masuk kedalam proses pemahaman. Jadi kita jangan hanya melihat-melihat saja, kita harus bisa memahami bagaimana sih orang tersebut bisa jadi jago seperti itu? Bagaimana sih caranya?. Contohnya, setelah gue sering melihat orang-orang bermain gitar dengan sepintas, gue coba belajar memahami cara-cara orang tersebut bermain gitar. Kalau gue sudah paham, gue bakal mikir kayak gini "oh ternyata cara mengocok atau menggenjreng gitarnya kayak gitu, oh ternyata posisi jari di chord ini begini toh", ya kurang lebih seperti itulah. 

3. Melakukan

      Maksud dari melakukan dalam tahap ini adalah setelah kita melihat dan memahami dengan baik dan benar, sekarang saatnya kita melakukan atau mempraktekan apa yang telah kita lihat dan pahami sebelumnya. Contohnya, setelah gue sudah sering melihat dan sudah bisa memahami cara-cara orang bermain gitar, saatnya gue melakukan atau mempraktekan dengan chord-chord gitar yang ada pada buku lagu-lagu. Kalau dalam 1 lagu kan ada yang hanya terdapat beberapa chord, nah gue coba tuh mainin 1 lagu yang chordnya cuma ada 5-8 jenis, ya walaupun masih agak suka lupa chordnya itu kayak gimana dan cara maininnya masih kurang bisa. 

4. Mengembangkan

      Dalam tahap terakhir ini yaitu tahap mengembangkan, kita hanya perlu sering berlatih misalkan seminggu berapa kali atau bahkan setiap hari. Dulu, terkadang gue hampir setiap hari memainkan gitar yang gue punya, ya kalau gak setiap hari ya beberapa kali lah dalam seminggu. Alhamdulillah sampai sekarang gue sudah cukup bisa bermain gitar, tapi tetap saja gue masih banyak belajar dan mengembangkan cara permainan gitar yang gue bisa. 

Begitulah beberapa bagian inti dari proses belajar dengan otodidak dan beberapa contoh berdasarkan pengalaman gue sendiri. Mungkin hampir semua manusia pasti bisa belajar sesuatu dengan otodidak walaupun hanya 1 hal saja. Coba kalian pikirkan apakah tahap-tahap atau beberapa bagian tersebut sama dengan apa yang kalian alami ketika kalian belajar sesuatu dengan otodidak.

Semoga bermanfaat! ;)

Senin, 07 Oktober 2013

Pendidikan Keras terhadap Anak

Kalau berbicara tentang seorang anak yang dididik keras oleh orang tuanya, biasanya hal itu banyak terjadi pada jaman dulu atau abad 20. Pasti banyak banget orangtua saat ini yang mengalami hal tersebut saat mereka masih kecil atau belum tumbuh dewasa. Tapi tidak semua dari mereka yang mendapat didikan keras yang benar-benar keras, cara mereka dididik pasti berbeda-beda. 


Saat ini, mengapa masih ada saja hal seperti itu bahkan saya sering melihat anak yang masih disebut "balita" atau berusia dibawah 5 tahun, anak tersebut sering dibentak, dimarahi oleh sang nenek. entah apa yang ada dipikiran sang nenek itu. saya tahu mungkin dia sedang kesal karena anak tersebut mungkin bersikap bandel atau tidak mau mengikuti kata sang nenek. Saya dengar hal tersebut hampir setiap hari. Kalau sampai dewasa nanti anak itu masih sering dibentak, apa jadinya ya? sering dibentak atau sering dimarahi saat masih kecil saja sudah bisa berdampak banyak saat ia dewasa, apalagi jika saat dewasa ia masih sering dibentak dan dimarahi. kalau psikologis anak tersebut tidak kuat menahannya atau bahkan berpikir apa yang seharusnya ia lakukan, anak tersebut bisa saja sedikit mengalami gangguan pada psikologisnya, entah itu terhadap etika atau moralnya.

bagi orang tua yang masih mendidik anak dengan keras, mendidik anak dengan keras dan mendidik anak dengan tegas itu berbeda. memang sikap tegas itu harus dimiliki oleh orang tua, tapi sikap tegas tersebut bukan harus menjadi keras terhadap anak. lagipula apa tidak "capek" memarahi anak terus menerus? dampaknya bisa kena darah tinggi loh. 


ada beberapa dampak lain dari seorang anak yang mendapat didikan keras dari orang tuanya, yaitu:
-Anak akan menjadi lebih agresif
-Anak bisa menjadi jauh dengan orang tua
-Anak menjadi lebih keras kepala
-Terkadang, anak tersebut akan lebih sering diam dan merasa kesepian.


Seperti yang kita ketahui bahwa dimana ada sebuah masalah, pasti ada sebuah jalan untuk bisa keluar dari masalah tersebut. begitu pula dengan hal ini, ada beberapa cara mengatasi kelakuan anak jika anak tersebut bersikap nakal. cara-cara tersebut adalah:

1. Memberikan Pengertian
       Cendrung sang anak lebih sensitif dengan cara pendekatan dari orang tua. Mereka sepintas terlihat nakal, namun sebenarnya dia hanya ingin diperhatikan.

2. Mengajaknya Beraktivitas
       Anak-anak serba ingin tahu. Jadi, baik sekali sebagai orang tua meluangkan waktu untuk menemani anak dalam beraktivitas, setidaknya dapat dilakukan pengawasan dalam kegiatan sehari-hari.

maka dari itu, stop!! dari sekarang yang namanya "mendidik anak dengan keras". ingat, anak itu adalah sebuah anugerah dari Allah SWT. orang tua harus bisa berpikir apa ia lakukan dan dampak apa dari yang ia lakukan. orang tua harus bersikap baik, ramah, enjoy dengan anak, tapi bukan berarti orang tua harus baik dalam segala hal seperti menuruti semua hal yang anak mau. bisa menjadi kacau juga kalau orang tua menuruti segala kemauan sang anak, malah anak tersebut akan menjadi anak yang manja dan sering memanfaatkan kebaikan yang orang tua berikan. 

Semoga bermanfaat! ;)
*Kalau ada pertanyaan apa saja, kirim via twitter ya*

membercikahuripan.blogspot.com
Joelyants. Diberdayakan oleh Blogger.

Gunadarma














Copyright © @Ridwan_Joelyant's | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com