Welcome to the world of Mohamad Ridwan Julianto!

Senin, 15 Desember 2014

Penduduk dan Tingkat Pendidikan


Jika dibandingkan, jaman saat ini dengan jaman dulu itu pasti beda, malah cukup jauh bedanya. Dari semua hal-hal yang ada di hidup ini, entah hal sekecil atau sebesar apapun pasti bisa berubah. Perubahan tersebut juga belum tentu harus dalam waktu yang lama, karena perubahan itu juga tidak ada yang tahu kapan, bisa saja 1 menit kemudian ataupun 1 detik kemudian. 

Begitu juga dengan bidang Pendidikan. Sebuah perubahan dalam pendidikan sebenarnya bisa berubah dalam 1 menit kemudian, tapi untuk mewujudkan hasil yang lebih baik dibutuhkan proses dengan waktu yang cukup lama. Namun pendidikan yang ada di Indonesia saat ini sudah banyak perubahan, entah perubahan yang positif maupun perubahan yang negatif. Ingat! sebuah perubahan bukan selalu berubah menjadi positif, tapi juga sering berubah menjadi negatif. 

Misalkan ada seseorang yang memiliki sifat sangat baik, ramah, pintar, rajin, pekerja keras. Orang tersebut kemudian berubah menjadi cuek, malas karena dampak dari depresi karena suatu hal. Well, back to main topic!

Yang gue lihat saat ini tentang pendidikan di Indonesia, memang bukan hanya sebuah opini hal-hal tentang pendidikan sudah berubah. Contohnya mungkin seperti semakin banyak anak yang bisa sekolah dan tamat SMA, bahkan sampai tamat kuliah. Jika dibandingkan dengan orang-orang jaman dulu yang kini sudah menjadi orang tua kita, justru banyak sekali diantara mereka yang dari kecil memang tidak sekolah, hanya lulus SD, lulus SMP atau SMK, dan tidak banyak diantara mereka yang lulusan Sarjana atau bahkan lebih tinggi. 

Selain itu, sistem pendidikan di negeri ini juga banyak perubahan. Contoh perubahan tersebut adalah dengan dibuatkannya kurikulum KTSP tahun 2006, atau kurikulum yang baru yaitu Kurikulum 2013 (Kutilas). Walaupun sistem pendidikannya sudah menjadi lebih baik dan juga banyak orang yang bisa bersekolah hingga mendapat gelar Sarjana, akan tetapi cara atau sistem pembelajarannya menurut saya jauh lebih baik orang jaman dulu.

Mengapa demikian? karena para pelajar saat ini banyak yang lebih suka bermain, malas, santai, tidak bersyukur, itu semua karena terpengaruh oleh dampak globalisasi. Orang jaman dulu walaupun hanya tamat SMP atau SMA, banyak diantara mereka yang bisa sukses menjadi pejabat sekalipun. Akan tetapi, memang jarang terlihat dengan mata kita sendiri kalau banyak anak-anak yang sangat ingin belajar di sekolah namun tidak di fasilitasi.

Namun bagaimana tentang suatu penduduk dan tingkat pendidikannya? di negeri kita tercinta ini masih banyak wilayah-wilayah yang penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Walaupun jaman sudah berubah, sistem pendidikan juga sudah berubah, tapi bisa dengan mudah kita cari sebuah wilayah dengan penduduknya yang memiliki tingkat pendidikan rendah. 

Hal tersebut pasti masih banyak bisa kita lihat di wilayah Indonesia bagian timur, seperti Maluku, Papua. Di papua masih jarang terdapat sekolah di setiap tempat, terkecuali di daerah kota. Para guru disana pun masih sedikit, oleh karena itu banyak orang-orang yang tinggal di pulau jawa dengan sukarela meluangkan waktunya untuk menjadi pengajar anak-anak Papua. 

Jangankan di Papua, sebenarnya di pulau Jawa ini pun masih mudah dicari, bukan mustahil di daerah Jabodetabek. Banyak terdapat daerah di Jabodetabek yang anak-anaknya tidak sekolah atau hanya lulus SMA. 


Gambar diatas adalah jumlah pekerja di Indonesia (%) menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada tahun 2009-2011. Jika kita lihat, pada tahun 2009 jumlah pekerja masih banyak yang hanya lulus SD, dengan angka 28,37% dari total penduduk yang ada di Indonesia saat itu. Di tahun berikutnya yaitu tahun 2010, pekerja dengan hanya lulusan SD masih mendominasi, justru mengalami kenaikan yaitu sebanyak 28,94% dari jumlah penduduk di Indonesia saat itu. Dan ditahun berikutnya yaitu tahun 2011, pekerja yang hanya lulus SD masih mendominasi namun turun dari jumlah di tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 28,84% dari jumlah penduduk di tahun 2011.
Selain terjadi kenaikan jumlah penduduk yang miskin, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan fakta bertambahnya jumlah penduduk hampir miskin sebanyak 5 juta jiwa pada tahun 2011. Pertambahan sebesar 5 juta jiwa ini berasal dari 1 juta penduduk miskin yang naik status menjadi hampir miskin dan 4 juta penduduk tidak miskin yang turun status menjadi hampir miskin. Selama tiga tahun (2009-2011), jumlah penduduk hampir miskin terus bertambah secara taat asas seperti tampak pada Gambar 1 di bawah. Kondisi kemiskinan diduga memiliki pengaruh pada angka kematian penduduk khususnya mereka yang berusia di bawah lima tahun. Pada tahun 1999 tercatat angka kematian bayi per 10000 penduduk mencapai 46 dan yang di bawah usia lima tahun tercatat angka 59,55. - See more at: http://puzzleminds.com/kualitas-kependudukan-di-indonesia/#sthash.vG3SaaS1.dpuf



Tabel diatas menunjukan jumlah penduduk miskin menurut lokasi pada tahun 2010-2011. Selain terjadi kenaikan jumlah penduduk yang miskin, Badan Pusat Statistik menyampaikan fakta bertambahnya jumlah penduduk hampir miskin sebanyak 5 juta jiwa pada tahun 2011. Jika kita lihat ke tabel, baik di Kota atau Desa, terjadi kenaikan di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Sampai saat ini, banyak penduduk yang hanya bisa berharap bantuan dari pemerintah yang tidak sering hanya berbuah janji saja. Kini Indonesia memang harus memiliki pemimpin yang bisa memperbaiki masalah penduduk dan tingkat pendidikan yang ada di negeri ini. 

*Sumber: http://puzzleminds.com/kualitas-kependudukan-di-indonesia/

Semoga Bermanfaat.....
Selain terjadi kenaikan jumlah penduduk yang miskin, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan fakta bertambahnya jumlah penduduk hampir miskin sebanyak 5 juta jiwa pada tahun 2011. Pertambahan sebesar 5 juta jiwa ini berasal dari 1 juta penduduk miskin yang naik status menjadi hampir miskin dan 4 juta penduduk tidak miskin yang turun status menjadi hampir miskin. Selama tiga tahun (2009-2011), jumlah penduduk hampir miskin terus bertambah secara taat asas seperti tampak pada Gambar 1 di bawah. Kondisi kemiskinan diduga memiliki pengaruh pada angka kematian penduduk khususnya mereka yang berusia di bawah lima tahun. Pada tahun 1999 tercatat angka kematian bayi per 10000 penduduk mencapai 46 dan yang di bawah usia lima tahun tercatat angka 59,55. - See more at: http://puzzleminds.com/kualitas-kependudukan-di-indonesia/#sthash.vG3SaaS1.dpuf
Selain terjadi kenaikan jumlah penduduk yang miskin, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan fakta bertambahnya jumlah penduduk hampir miskin sebanyak 5 juta jiwa pada tahun 2011. Pertambahan sebesar 5 juta jiwa ini berasal dari 1 juta penduduk miskin yang naik status menjadi hampir miskin dan 4 juta penduduk tidak miskin yang turun status menjadi hampir miskin. Selama tiga tahun (2009-2011), jumlah penduduk hampir miskin terus bertambah secara taat asas seperti tampak pada Gambar 1 di bawah. Kondisi kemiskinan diduga memiliki pengaruh pada angka kematian penduduk khususnya mereka yang berusia di bawah lima tahun. Pada tahun 1999 tercatat angka kematian bayi per 10000 penduduk mencapai 46 dan yang di bawah usia lima tahun tercatat angka 59,55. - See more at: http://puzzleminds.com/kualitas-kependudukan-di-indonesia/#sthash.vG3SaaS1.dpuf
Jumlah pekerja (%) menurut tingkat tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, 2009-2011 - See more at: http://puzzleminds.com/kualitas-kependudukan-di-indonesia/#sthash.vG3SaaS1.dpuf
Jumlah pekerja (%) menurut tingkat tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, 2009-2011 - See more at: http://puzzleminds.com/kualitas-kependudukan-di-indonesia/#sthash.vG3SaaS1.dpuf
Jumlah pekerja (%) menurut tingkat tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, 2009-2011 - See more at: http://puzzleminds.com/kualitas-kependudukan-di-indonesia/#sthash.vG3SaaS1.dpuf

0 komentar:

Posting Komentar

Joelyants. Diberdayakan oleh Blogger.

Gunadarma














Copyright © @Ridwan_Joelyant's | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com